Tabuikadalah suatu ritual mengenang kematian tragis Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW dalam perang Karbala. Menurut dia, keberadaan Tabuik telah ada sejak tahun 1826 yang dibawa oleh tentara Gurka. Sebelum ditutup hari ini, prosesi Tabuik sebetulnya telah dimulai sejak 1 Muharam.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Umat Hindu Bali menggunakan ritual untuk merayakan hari raya. Masyarakat Bali memiliki banyak jenis ritual dan upacara keagamaan untuk menyambut hari raya. Berbagai ritual keagamaan yang dilakukan berdasarkan ajaran agama Hindu disebut Panca Yadnya. Panca Yadnya terdiri dari dua kata, yaitu Panca yang berarti lima dan Yadnya yang berarti pengorbanan suci atau sesajen yang mulia dalam rangka pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan etimologi istilah "yadnya" dalam bahasa Sansekerta, yadnya memiliki arti memuja. Yadnya dapat diartikan sebagai pemujaan, persembahan, atau pengorbanan suci, material maupun non material, berdasarkan hati yang tulus, suci, dan murni demi tujuan yang mulia dan mulia. Panca Yadnya terdiri dari Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, dan Bhuta Yadnya. Pitra Yadnya adalah pemujaan atau persembahan yang suci dan tulus kepada leluhur. Ibu, ayah, kakek, nenek, dan nenek buyut adalah nenek moyang yang dimaksud. Seorang ibu dan ayah ada karena kakek dan nenek mereka. Keberadaan kami merupakan pengabdian dari leluhur, sehingga umat Hindu merasa memiliki hutang kepada leluhur yang harus dibayar dengan melaksanakan upacara pitra yadnya. Pitra Yadnya merupakan perwujudan penghormatan umat Hindu terhadap leluhur dengan berusaha membebaskan diri dari ikatan fisik, ikatan duniawi, dan meningkatkan kesucian diri agar jiwa bisa mendapatkan tempat yang lebih baik di akhirat atau mencapai surga. Tujuan dari upacara pitra yadnya adalah untuk memberikan sesajen yang tulus kepada leluhur, untuk menyelamatkan orang tua atau arwah leluhur, untuk melebur jasad atau raga menjadi unsur alam yaitu Panca Maha Bhuta, dan untuk menyucikan arwah orang tua yang telah meninggal. sehingga mereka bisa menjadi Bade dalam Struktur Upacara NgabenPenerapan filosofi dalam masyarakat Bali diwujudkan dalam bentuk upacara-upacara di pura. Ngaben, atau upacara kematian, merupakan ritus atau upacara ritual penting dalam siklus kehidupan umat Hindu Bali. Ngaben adalah salah satu bentuk pengabdian kepada leluhur, dan orang Bali memiliki rasa hormat agama kepada orang tua. Sebagai bagian dari kekerabatan besar Austronesia, Bali dalam budayanya tentu saja memuja leluhur. Orang Bali tidak hanya dihormati karena hutang budi dan warisan budayanya, tetapi mereka juga percaya bahwa keberuntungan dalam nasib kehidupan sehari-hari sebagian karena arwah nenek moyang mereka, yang diyakini dekat dengan langit. Para leluhur juga diyakini sebagai pihak yang telah berjasa dalam memediasi kekuatan magis dan pemberian keajaiban hidup sebagai modal untuk kesejahteraan kerabat mereka. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Itulahtadi jawaban dari Wujud nyata perwujudan dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika di dalam kehidupan bermasyarakat adalah?, semoga membantu.. Kemudian, Pak Guru sangat menyarankan siswa sekalian untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu jelaskan mengapa kolaborasi dalam industri kreatif penting untuk dilakukan dengan penjelasan jawaban dan pembahasan yang lengkap.
- Ngaben adalah upacara pembakaran jenzah atau proses kremasi yang dilakukan oleh umat Hindu di Suka Arjwa menjelaskan dalam bukunya berjudul Ngaben di Krematorium Fenomena Perubahan Sosial di Bali bahwa Ngaben dalam beberapa literatur, merupakan upacara simbolis yang bertujuan untuk melebur manusia, jasad kasar manusia yang disebut dengan Panca Maha Butha Alit, menuju alam semesta, atau yang disebut dengan Panca Maha Butha ngaben inilah, dalam pandangan kepercayaan masyarakat Hindu di Bali umumnya, jazad manusia tersebut mampu lebur kembali menuju makrokosmos, atau alam semesta Panca Maha Bhuta Agung tersebut.Lebih lanjut, Sang Ayu Made Rasmini dalam bukunya bertajuk Ngaben Recadana Ngaben dengan Bea Alit di Desa Bestala memaparkan bahwa Ngaben adalah upacara Pitra Yadnya yang merupakan bagian dari lima jenis yadnya atau Panca Yadnya dalam Agama Hindu, yang terdiri dari Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya, dan Bhuta Yadnya terdiri atas dua kata yaitu pitra dan yadnya yang secarah harfiah memiliki arti orang tua atau ayah dan ibu, dengan pengertian lebih luas disebut dengan luluhur. Sementara yadnya artinya pengorbanan yang tulus ikhlas dan bisa disimpulkan bhawa Pitra Yadnya berarti pengorbanan yang dilandasi dengan hati yang tulus ikhals kepada orang tua atau dilakukan untuk menyempurnakan kematian. Menurut Achmad Firdaus Saudi dalam jurnalnya yang berjudul Makna Upacara Ngaben bagi Masyarakat Hindu di Surabaya, dalam kepercayaan Hindu, Ngaben adalah proses untuk mempercepat pengembalian unsur-unsur Panca Maha Bhuta ke orang meninggal, maka jiwa atma dan pikiran manusia suksma sarira akan meninggalkan badan. Namun, suksma sarira akan sulit meninggalkan tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi dan itu merupakan penderitaan terhadap upacara Ngaben di Bali, jenazah akan diberikan menara pengusung jenazah yang tinggi dan megahnya sesuai dengan status sosialnya. Lalu jenazah akan diiring ke tempat pemakaman untuk dibakar agara atma, sehingga suksma sarira-nya dapat terbebas. Jenis-Jenis Upacara Ngaben Umat Hindu mengarak peti berbentuk lembu untuk tempat pembakaran jenazah Raja Pemecutan XI Anak Agung Ngurah Manik Parasara saat upacara ngaben di Denpasar, Bali, Jumat 21/1/2022. Upacara ngaben Raja Pemecutan XI yang merupakan upacara berskala besar tersebut disaksikan ribuan warga dan wisatawan. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/ ngaben dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan kondisi jenazah yang akan dilakukan pembakaran. Tiga jenis ngaben tersebut adalah Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta, berikut penjelasannya1. Ngaben Sawa WedanaNgaben Sawa Wedana paling lumrah ditemukan, karena upacara pembakaran dilakukan sesaat setelah jenazah meninggal Ngaben Asti WedanaNgaben Asti Wedana adalah upacara ngaben dimana jenazah orang yang akan diaben, ditanam atau dikubur terlebih dahulu, sebelum kemudian tulang-belulalangnya diangkut lagi untuk Ngaben SwastaNgaben Swasta adalah upacara ngaben yang dilakukan jika jenazah tidak ditemukan. - Pendidikan Kontributor Balqis FallahndaPenulis Balqis FallahndaEditor Yulaika Ramadhani
contohperwujudan dari toleransi terhadap keberagaman sosial budaya adalah; 1. mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. 2. mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya. 3. merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri. 4. dan menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Korupsi merupakan masalah serius yang merajalela di banyak negara. Di Indonesia sendiri korupsi dapat merusak integritas dan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat, korupsi juga telah masuk kedalam ranah organisasi masyarakat. Korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi dapat menghambat pembangunan, menciptakan adanya ketidakadilan sosial, dan dapat meningkatkan kemiskinan serta ketimpangan pendapatan. Untuk saling menjaga kepercayaan dan memerangi korupsi, aksi anti korupsi harus dijalankan dalam organisasi masyarakat dengan inovasi dan transparansi. Dalam blog ini, saya akan menjelaskan mengapa inovasi dan transparansi merupakan kunci keberhasilan dalam perwujudan aksi anti korupsi dalam organisasi masyarakat. Selain itu, juga akan dibahas beberapa aksi nyata yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mendukung perjuangan anti Inovasi dalam Perwujudan Aksi Anti KorupsiInovasi adalah elemen penting dalam upaya memerangi korupsi. Inovasi memiliki peran penting dalam perwujudan aksi anti korupsi dalam organisasi masyarakat. Organisasi masyarakat yang inovatif mampu menghasilkan metode dan strategi baru dalam melawan korupsi. Melalui inovasi, organisasi masyarakat dapat mengembangkan metode dan pendekatan yang efektif untuk mencegah dan menindak korupsi. Inovasi ini melibatkan penggunaan teknologi dan pengembangan sistem yang dapat mempermudah pelaporan, pemantauan transaksi keuangan dan informasi tentang tindak korupsi yang dapat dikumpulkan, dianalisis dan disebarkan dengan lebih cepat dan akurat. Misalnya, penggunaan aplikasi seluler yang memiliki fitur untuk melaporkan kasus korupsi secara anonim memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memerangi atau memberantas korupsi tanpa takut dengan represi. Dengan menggunakan sistem digital dalam pelaporan dan pengelolaan keuangan organisasi dapat ditingkatkan. Selain itu, penggunaan teknologi dapat memudahkan pengawasan dan pelacakan transaksi keuangan yang mencurigakan. Misalnya, dengan adanya sistem pembayaran digital, setiap transaksi dapat tercatat secara otomatis dan dapat dilacak dengan mudah oleh pihak yang berwenang. Selain itu, inovasi juga dapat diterapkan dalam pembentukan lembaga pengawas di dalam organisasi masyarakat. Lembaga ini bertugas untuk mengawasi dan memastikan integritas dan transparansi dalam kegiatan organisasi. Dengan adanya lembaga pengawas ini proses pengambilan keputusan dapat lebih objektif dan terhindar dari pengaruh korupsi dan dengan transparansi yang ditingkatkan, organisasi masyarakat dapat mengidentifikasi dan menghentikan praktik korupsi dengan lebih efektif. 2. Transparansi sebagai Landasan Utama Selain inovasi, transparansi juga menjadi landasan utama dalam perwujudan aksi anti korupsi dalam organisasi masyarakat. Transparansi mengacu pada keterbukaan informasi dan aksesbilitas dengan pengelolaan keuangan dan operasional organisasi. Transparansi dapat diwujudkan melalui kebijakan publikasi laporan keuangan dan kinerja operasional organisasi. Dengan adanya transparansi, masyarakat dapat memastikan bahwa dana dan sumber daya yang dialokasikan untuk aksi anti korupsi digunakan dengan tepat dan efisien. Hal ini dapat mencegah terjadinya penyelewengan dana dan korupsi. Selain itu, transparansi juga dapat membangun kepercayaan publik terhadap organisasi tersebut dapat bekerja dengan integritas dan bertanggung jawab. Kepercayaan publik yang tinggi akan memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat dalam perwujudan aksi anti korupsi. Selain itu, transparansi juga dapat ditingkatkan melalui partisipasi aktif anggota organisasi dalam pengambilan keputusan. Dengan melibatkan anggota dalam proses pengambilan keputusan, organisasi masyarakat dapat memastikan bahwa dengan adanya kepercayaan dan sumber daya yang berkualitas aksi anti korupsi ini dapat berjalan dengan efektif dan Sinergi Inovasi dan Transparansi dalam Perwujudan Aksi Anti Korupsi Inovasi merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, kekreatifan dan penggunaan teknologi terbaru dalam mengatasi tantangan yang ada dijaman sekarang. Dalam konteks perwujudan aksi anti korupsi, inovasi menjadi salah satu kunci keberhasilan karena korupsi sendiri merupakan masalah yang terus berkembang dan beradaptasi seiring berjalannya perubahan zaman. Oleh karena itu, diperlukan tindakan inovatif untuk mengatasi tantangan ini. Aksi nyata sebagai Mahasiswa yang ingin berkontribusi dalam perwujudan aksi anti korupsi dalam organisasi masyarakat, berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita lakukan Inovasi dalam Teknologi dan Sistem Informasi pemanfaatan teknologi dan sistem informasi dapat membantu meningkatkan transparansi dalam administrasi serta pelaporan dan Kesadaran Masyarakat Pendidikan dan kesadaran masyarakat berperan penting dalam membangun budaya anti korupsi. Inovasi dalam pendidikan diharapkan dapat memasukkan pemahaman tentang korupsi, serta menyebarkan kesadaran dan melibatkan banyak masyarakat dalam aksi anti korupsi melalui media sosial atau kampanye digital. Sebagai mahasiswa kita dapat memulai dengan membangun pemahaman yang kuat tentang korupsi, dampak negatifnya, pentingnya transparansi dengan cara mengikuti seminar atau workshop tentang integritas, pencegahan korupsi, dll. Selain itu kita juga dapat mensosialisasikan kepada teman-teman, keluarga dan masyarakat melalui kampanye sosial atau kegiatan pendidikan Mahasiswa Mengikuti dan bergabung dengan kelompok mahasiswa yang fokus pada pemberantasan korupsi dan transparansi. Dalam berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut kita dapat berkontribusi pada proyek-proyek anti-korupsi yang sedang berjalan, seperti kampanye transparansi anggaran atau pemantauan penggunaan dan Inovasi Riset sangat diperlukan dalam pemberantasan kasus korupsi karena melalui penelitian, kita dapat melakukan studi kasus, menganalisis keberhasilan suatu strategi anti-korupsi lainnya. Dengan berbagai temuan rokemendasi kita maka kita dapat mempengaruhi organisasi masyarakat untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih efektif untuk melawanan Transparansi Kita dapat mendorong organisasi masyarakat untuk meningkatkan transparansi dalam kegiatan organisasi tersebut dengan mendorong penggunaan teknologi melalui platform online yang memungkinkan partisipasi publik dan pemantauan terhadap tindakan korupsi yang dan Advokasi Kita dapat membuat kempanye sadar anti-korupsi yang dapat membangun momentum di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Kita dapat mensosialisasikan tujuan dan nilai-nilai anti-korupsi melalui media sosial, acara publik, tulisan opini atau melalui petisi online. Kita juga dapat mengajak bekerja sama atau kolaborasi dengan organisasi mahasiswa dari berbagai UKM ataupun antar universitas, hal ini dapat memperkuat pengaruh dan dampak dari aksi anti-korupsi yang dan Integritas Pribadi Jadilah teladan yang baik dalam mempraktikan sikap dan etika sehari-hari. Dimulai dari diri sendiri dengan cara menghindari tindakan korupsi kecil seperti suap menyuap. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif: Studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi dan purposive sampling. Adapun konsep-konsep dalam perwujudan
- Ngaben merupakan upacara keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu. Menurut Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam laman Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat HIndu di Bali Upacara ini merupakan ritual keagamaan yang tertujuan untuk memulangkan roh leluhur ke tempat asalnya. Istilah Ngaben dalam bahasa Bali memiliki konotasi bahasa halus yang disebut Palebon. Palebon beradal dari kata lebu pratiwi atau tanah. Kemudian, kata palebon memiliki makna melebur menjadi pratiwi abu dan tanah. Dalam tradisi tersebut, ada dua cara untuk mengembalikan seseorang menjadi tanah yaitu dengan cara membakar ngaben dan menanam ke dalam tanah metanem. Berikut ini informasi tentang tradisi Ngaben di Bali. Baca juga Aturan Ngaben di Tengah Pandemi Virus Corona Apa tujuan upacara Ngaben? Seperti yang telah dijelaskan sedikit di atas, upacara Ngaben bertujuan untuk mempercepat tubuh raga sarira kembali ke asalnya yaitu panca maha buthadi alam lima unsur dasar zat yang menyusun manusia dari alam semesta. Dalam ajaran agama Hindu, landasan filosofis dari tradisi Ngaben adalah panca sradha yang terdiri dari lima kerangka dasar Agama Hindu yaitu Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara, dan Moksa. Upacara Ngaben secara khusus dilaksanakan sebagai wujud cinta kepada leluhur dan bakti anak kepada orangtua. Ngaben juga disebut sebagai pitra yadnya lontar yama purwana tattwa. Pitra berarti leluhur atau orang yang meninggal.
Bahasaadalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku
Pengguna Brainly Pengguna Brainly IPS Sekolah Dasar terjawab Iklan Iklan anastaayu anastaayu Adat istiadat daerah bali 안녕하세요, 한국어로 번역하십시오 Please sama sama , maaf yah kalo salah Makasih Iklan Iklan AALB AALB Kebudayaan Agama/Kepercayaan orang Hindu yg sudah meninggal 안녕하세요,한국 어로 번역하십시오 Please Makasih Iklan Iklan Pertanyaan baru di IPS Tuliskanlah tiga kegiatan ekonomi yang dikelola kelompok Indonesia menggunakan uang untuk ditukarkan dengan buku fungsi uang pada pernyataan tersebut yaitu sebagai a alat ukur B penunjuk harga C nilai tukar … D pembayaran hutang berikut ini salah satu faktor penyebab terjadinya keberagaman budaya di Indonesia yaitu a kondisi alam yang sama B letak wilayah kurang strategis C ge … ografis negara kepulauan d kurang menerima perubahan BUMN adalah perusahaan yang modalnya dimiliki oleh Dani merupakan seorang petani juga di desa Dani membeli HP yang harganya sangat mahal bagi dia benda tersebut termasuk kebutuhan Sebelumnya Berikutnya Iklan
Sedangkanperwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku, bangsa, adat dan istiadat serta agama yang beragam. Seluruh wilayah di Indonesia dihuni oleh masyarakat yang memiliki kepercayaan berdasarkan dengan agama yang dianut. Salah satunya adalah Bali yang wilayah nya dominan dihuni oleh masyarakat yang menganut agama Hindu. Salah satu budaya yang paling terkenal di Bali adalah budaya ngaben. Budaya ngaben atau yang biasanya juga disebut sebagai upacara ngaben merupakan upacara pitra yadnya, yang mana upacara ini ditunjukkan untuk para leluhur yang dilakukan untuk seseorang yang sudah meninggal dunia Dalam Upacara Ngaben ada beberapa proses ritual yang memiliki makna yang unik diantaranya1. Ritual NgulapinRitual ngulapin merupakan sebuah proses menyucikan tempat untuk jenazah peti yang mana kegiatan ini dilakukan oleh orang suci pinandita.2. Ritual Nyiramin Mayat yang ditaruh di atas pepaga atau meja dan dimandikan oleh keluarga. saat membuka baju, alat kelamin jenazah ditutup dengan kain Ritual NarpanaSetelah jenazah dimandikan, jenazah dimasukkan ke dalam peti mati pinandita berperan sebagai narpana. keluarga memercikkan tirta penglukatan untuk penyucian tirta khyangan kemudian di lanjutkan dengan proses memasukkan barang yang akan ikut di bakar lalu peti akan langsung di tutup. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Agamadan Masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia dalam masyarakat dan agama, sehingga mampu menghadapi masalah dalam bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali akal dan nafsu perlu membekali diri dengan agama
Upacara Ngaben – Grameds pernah mendengar istilah kremasi? Istilah ini mengacu kepada membakar seseorang yang sudah meninggal hingga menjadi abu. Abu dari orang yang sudah meninggal ini biasanya akan dibuang ke laut. Selain itu, ada juga kemungkinan abu diletakkan ke dalam guci kecil dan disimpan oleh orang terdekatnya. Proses kremasi ini dapat dikatakan cukup umum ditemukan di berbagai negara baik itu di Asia, Eropa, Afrika, hingga Amerika. Terdapat berbagai macam alasan di balik seseorang dikremasi, mulai dari alasan keagamaan, alasan kemudahan dalam proses, sampai bahkan alasan estetika. Meskipun begitu, kremasi bukanlah sesuatu yang umum ditemukan pada masyarakat Indonesia. Mayoritas orang-orang di Indonesia lebih memilih mengubur orang yang sudah meninggal ke dalam tanah dibandingkan dengan membakar mayat tersebut sampai menjadi abu. Meskipun begitu, terdapat satu lokasi yang terkenal dengan melakukan kremasi, sampai-sampai mereka mengadakan upacaranya tersendiri untuk melakukan proses tersebut. Lokasi ini adalah Pulau Bali, dan upacara yang mereka lakukan bernama Upacara Ngaben. Mengenal Upacara NgabenJenis Upacara NgabenNgaben Sawa WedanaNgaben Asti WedanaSwastaNgelungahWarak KruronTata Cara Upacara NgabenNgulapinNyiramin atau NgemandusinNgajum KajangNgaskaraMamerasPapegatanPakiriman NgutangNgesengNganyudMangelud atau MangorasUpacara Adat Pulau Bali LainnyaHari Raya GalunganHari Raya SaraswatiUpacara MelastiBuku Terkait Tarian DaerahMateri Terkait Tarian DaerahBuku Terkait Tarian DaerahMateri Terkait Tarian DaerahBuku TerkaitMateri Terkait Pakaian Adat Mengenal Upacara Ngaben Sumber Upacara Ngaben mungkin sudah menjadi istilah yang tidak asing bagi Grameds. Banyak masyarakat yang tidak berasal dari Pulau Bali tetapi mengetahui keberadaan Upacara Ngaben karena terbilang unik dan tidak lumrah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Topik ini juga masuk ke dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS saat bersekolah. Meskipun begitu, masih banyak orang menganggap bahwa Upacara Ngaben merupakan proses kremasi orang meninggal yang dilakukan secara besar-besaran. Namun, kenyataannya jauh dari pemikiran seperti itu. Upacara Ngaben lebih dari sekadar membakar mayat saja. Pada dasarnya, Upacara Ngaben merupakan ritual yang dipercaya oleh masyarakat Pulau Dewata untuk mengembalikan roh orang yang sudah meninggal kembali ke alam asalnya dengan lebih cepat dibandingkan dengan penguburan biasa lewat tanah. Berdasarkan etimologi, kata “ngaben” sendiri konon berasal dari kata “ngabu” yang bisa diartikan sebagai “menjadi abu”. Hal ini tentunya sesuai dengan prinsip dasar Upacara Ngaben, di mana mayat seseorang akan dibakar sampai tidak tersisa apapun dari badannya dan akan menjadi abu. Masyarakat Pulau Bali, yang mayoritas merupakan umat Hindu, punya kepercayaan bahwa terdapat 5 komponen untuk membentuk badan manusia. 5 komponen ini disebut juga dengan istilah “Panca Maha Bhuta” atau dalam istilah modern lebih dikenal dengan sebutan “elemen klasik”. Kelima komponen Panca Maha Bhuta ini adalah pertiwi atau zat padat, apah atau zat cair, teja atau zat panas, bayu atau angin, dan akasa atau ruang hampa. Kelima komponen tersebut jika menjadi satu akan membentuk tubuh manusia yang nantinya akan diisi oleh sebuah roh atau disebut dengan istilah “Atma” dalam kepercayaan Hindu. Ketika seseorang meninggal, Atma yang dimiliki seseorang masih akan tersimpan di dalam tubuh seseorang. Upacara Ngaben ini diadakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk membebaskan Atma yang belum bisa keluar dari tubuh mereka, agar bisa kembali ke Yang Maha Kuasa. Setelah itu, Atma yang telah berpulang ke Yang Maha Kuasa, dipercaya oleh umat Hindu akan bereinkarnasi suatu saat nanti. Tidak sedikit anggota keluarga atau kerabat orang yang sudah meninggal ini berharap bahwa mereka bisa bertemu kembali dengan sosok ini di kehidupan berikutnya. Kepercayaan Agama Hindu memang banyak mengajarkan banyak hal terkait kehidupan dan spiritualisme bagi penganutnya. Tidak ada salahnya jika orang-orang dengan latar belakang agama berbeda ingin mempelajari kepercayaan Agama Hindu, karena agama ini memang banyak mengajarkan hal baik. Buku “Dari Siwaisme Jawa ke Agama Hindu Bali” bisa menjadi bahan bacaan bagi Grameds yang tertarik dengan topik ini. Dan perlu diketahui juga bahwa Upacara Ngaben sendiri memiliki beberapa jenis berbeda. Perbedaan ini dilandasi dari beberapa hal, mulai dari usia orang yang meninggal atau situasi orang yang sudah meninggal. Perbedaan-perbedaan ini nantinya akan mempengaruhi tata cara Upacara Ngaben. Setidaknya, ada 5 jenis Upacara Ngaben yang bisa Grameds pelajari. Pada sesi singkat ini, kita akan membahas apa saja 5 Upacara Ngaben yang biasa dilakukan oleh masyarakat Pulau Dewata, serta kapan mereka akan melaksanakan upacara jenis ini. Ngaben Sawa Wedana Istilah Upacara Ngaben yang pertama mungkin menjadi istilah paling umum dibandingkan dengan istilah lainnya. Ini dikarenakan Ngaben Sawa Wedana merupakan jenis Upacara Ngaben di mana seseorang yang nantinya akan dikremasi masih memiliki tubuh fisik. Sampai Upacara Ngaben dimulai, tubuh jenazah akan diusahakan agar tidak membusuk. Ngaben Asti Wedana Berbeda dengan Ngaben Sawa Wedana sebelumnya, Ngaben Asti Wedana merupakan jenis Upacara Ngaben yang dilakukan setelah jenazah dikubur. Biasanya, jenazah yang akan dikremasi hanya berupa tulang-belulang yang tersisa pasca digali dari makam dia berada. Swasta Swasta artinya Upacara Ngaben yang dilakukan tanpa ada adanya jenazah untuk dikremasi. Hal ini tidak jarang terjadi, mengingat ada sejumlah peristiwa di mana jenazah bisa menghilang atau tidak ditemukan seperti adanya kecelakaan pesawat atau peristiwa terorisme. Jenazah ini nantinya akan diganti berupa lukisan atau foto jenazah dengan kayu cendana replika jenazah. Ngelungah Ngelungah merupakan jenis Upacara Ngaben pertama yang didasarkan oleh kategori usia seseorang. Pada Ngelungah, Upacara Ngaben berarti diadakan untuk anak-anak yang belum tanggal gigi atau berganti gigi susu. Dengan ini, bisa disimpulkan bahwa jenazah anak yang akan dikremasi biasanya berkisar usia 5-6 tahun. Warak Kruron Jenis Upacara Ngaben terakhir yang akan kita bahas adalah Warak Kruron. Jika Ngelungah di atas akan mengkremasi anak-anak berusia sekitar 5-6 tahun, Warak Kruron akan mengkremasi anak-anak yang masih berusia 3-12 bulan, atau masuk ke dalam kategori bayi. Tata Cara Upacara Ngaben Perlu Grameds ketahui bahwa Upacara Ngaben memakan persiapan yang tidak sedikit dan waktu yang cukup panjang. Orang-orang yang ingin melakukan Upacara Ngaben untuk orang terdekat mereka harus mempersiapkan berbagai macam hal untuk keperluan ritual ini. Selain itu, biaya dari Upacara Ngaben juga tidak bisa dikatakan murah, sehingga hanya beberapa golongan masyarakat saja yang bisa mengadakan ritual ini. Namuni, tentunya banyak umat Hindu di Bali yang ingin mengupayakan untuk melakukan Upacara Ngaben terlepas dari biayanya. Agar Grameds bisa mengetahui alasan di balik panjangnya Upacara Ngaben, kita akan mempelajari bersama-sama terkait prosedur dan tata cara Upacara Ngaben. Setidaknya, ada 10 langkah atau prosedur yang Grameds perlu ketahui mengenai Upacara Ngaben. 10 rangkaian Upacara Ngaben ini yaitu Ngulapin, Nyiramin atau Ngemandusin, Ngajum Kajang, Ngaskara, Mameras, Papegatan, Pakiriman Ngutang, Ngeseng, Nganyud, dan terakhir Mangelud atau Mangoras. Penjelasan lebih detail akan ada dipaparkan di bawah sebagai berikut. Ngulapin Ngulapin merupakan langkah awal dalam tata cara Upacara Ngaben, di mana seseorang memanggil Sang Atma atau roh dari jenazah yang sudah meninggal. Ngulapin bisa dilakukan di berbagai macam lokasi sesuai dengan kebutuhan, dan memiliki prosedur berbeda sesuai dengan tradisi dan kepercayaan keluarga. Nyiramin atau Ngemandusin Selanjutnya, jenazah akan dimandikan disertai dengan berbagai simbolisme seperti bunga melati di rongga hidung, pecahan kaca di atas alis dan sebagainya. Proses ini dinamakan sebagai nyiramin atau ngemandusin dan bertujuan agar reinkarnasi dari jenazah bisa lahir dengan kondisi tubuh baik tanpa adanya kecacatan. Ngajum Kajang Pada prosedur ini, akan ada sebuah kertas putih, atau disebut juga dengan istilah “kajang”, yang akan ditulis oleh aksara-aksara hindu. Keluarga dan kerabat dari orang yang meninggal ini nantinya akan menekan kertas atau kajang ini sebanyak 3 kali, menunjukan bahwa mereka siap melepas kepergian jenazah. Ngaskara Ngaskara memiliki arti sebagai “penyucian roh”. Maksudnya, roh dari orang yang sudah meninggal ini akan disucikan sesuai dengan kepercayaan dari masing-masing penyelenggara Upacara Ngaben. Ngaskara dilakukan agar nantinya roh atau Atma bisa kembali kepada Yang Maha Esa dan suatu saat bisa dipertemukan lagi dengan keluarga dan kerabatnya. Mameras Prosedur mameras hanya akan dilaksanakan jika orang yang meninggal sudah memiliki cucu. Mameras sendiri berasal dari kata “peras” yang dalam kepercayaan sana dapat diartikan sebagai “sukses”, “berhasil”, atau “selesai”. Cucu dari orang yang meninggal diharapkan bisa menuntun orang ini ke jalan yang benar. Papegatan Papegatan memiliki kata dasar pegat, yang artinya “putus”. Dalam prosedur papegatan, tandanya keluarga dan kerabat sudah mengikhlaskan kepergian dari orang yang meninggal ini. Papegatan biasanya disertai dengan sarana sesaji sebagai katalisnya, dan bertujuan agar keluarga dan kerabat tidak menghalangi roh untuk kembali ke Yang Maha Esa karena ketidak ikhlasan mereka dalam melepas jenazah. Pakiriman Ngutang Setelah Papegatan, proses selanjutnya bernama Pakiriman Ngutang, yaitu pengiriman jenazah ke makam. Prosedur ini akan dilakukan dengan cukup meriah, di mana jenazah akan dibawa di dalam keranda dan diiringi musik gamelan khas Bali. Keranda juga akan diputar-putar sebanyak 3 kali di sejumlah lokasi sebagai simbol perpisahan. Ngeseng Setelah seluruh prosedur di atas dilakukan, tiba saatnya bagi anggota keluarga dan kerabat untuk melakukan ngeseng, yaitu membakar jenazah dari orang yang sudah meninggal. Ngeseng sendiri dipimpin oleh pemuka agama atau pendeta, dan nantinya abu serta tulang yang tersisa dari orang ini dikumpulkan, digilas, dan dimasukkan ke dalam buah kelapa. Nganyud Nganyud adalah istilah yang digunakan di mana anggota keluarga dan kerabat dari orang yang sudah meninggal akan menghanyutkan abu jenazah ke laut atau sungai. Nganyud dilakukan dengan tujuan agar kotoran atau ketidaksucian dari jenazah bisa “hanyut” atau hilang dari dunia ini, dan pergi ke alam lain. Mangelud atau Mangoras Biasanya, 12 hari pasca meninggalnya seseorang, akan dilakukan prosedur bernama mangelud atau mangoras, di mana keluarga akan menyucikan serta membersihkan lingkungan rumah mereka yang bisa saja masih dipenuhi kesedihan dan rasa duka setelah meninggalnya anggota keluarga. Upacara Adat Pulau Bali Lainnya Tidak dapat dipungkiri bahwa Upacara Ngaben merupakan upacara adat yang paling terkenal dari Pulau Dewata. Seperti yang tadi sudah dibahas, keunikan dari Upacara Ngaben ini menarik perhatian banyak orang sehingga mereka ingin mempelajari upacara adat ini lebih lanjut. Meskipun begitu, Pulau Bali bukanlah pulau yang terbatas hanya memiliki satu upacara adat saja. Selain Upacara Ngaben, masih banyak lagi berbagai jenis upacara adat lainnya yang masyarakat Pulau Bali lakukan ketika mereka menemukan adanya peristiwa khusus. Sebagai sesi penutup, kita akan membahas beberapa upacara adat lain yang Grameds bisa ditemukan di Pulau Bali. Akan dijelaskan makna dari upacara adat ini serta kapan upacara adat ini akan dilaksanakan. Simak pembahasan berikut ini. Hari Raya Galungan Sumber Google Meskipun dinamakan sebagai hari raya alih-alih upacara, Hari Raya Galungan dapat dikategorikan sebagai salah satu upacara adat yang biasanya dilakukan setiap 210 hari atau sekitar 6-7 bulan, untuk merayakan kemenangan “Dharma” atau “kebenaran” melawan “Adharma” atau “kejahatan”. Terdapat beberapa prosedur yang dilakukan masyarakat Pulau Bali ketika sedang merayakan Hari Raya Galungan, mulai dari menyebarkan sesajen, pembersihan diri, sampai melakukan nyepi alias tidak melakukan apa-apa. Puncaknya adalah ketika masyarakat Pulau Bali kembali ke kampung halamannya untuk bersembahyang di sana. Makna dari Hari Raya Galungan adalah mempersatukan kekuatan rohani supaya bisa memperoleh suatu pikiran dan juga pendirian yang terang. Dengan bersatunya rohani dan pikiran yang terang merupakan wujud dharma dalam diri. Hari Raya Saraswati Sumber Google Selain Hari Raya Galungan di atas, masyarakat Pulau Dewata juga merayakan hari raya lain bernama Hari Raya Saraswati, di mana mereka merayakan hari turunnya ilmu pengetahuan oleh Dewi Saraswati, yang merupakan Dewi Ilmu Pengetahuan dan Kesenian. Hari Raya Saraswati juga dirayakan setiap 6-7 bulan sekali layaknya Hari Raya Galungan. Terdapat beberapa ritual dan upacara adat yang dilakukan sebagai simbol ucapan terima kasih karena telah diturunkannya ilmu pengetahuan dan kesenian ke dalam hidup manusia. Ada juga prosedur yang wajib diikuti oleh masyarakat setempat agar tidak mendapat sanksi atau karma. Makna dari Hari Raya Saraswati ini adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan diri pada aspek Dewi Saraswati atas karunia ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada kita semua. Dengan begitu, akan terbebas dari kebodohan dan supaya diberi bimbingan untuk menuju kedamaian yang abadi dan juga pencerahan yang sempurna. Upacara Melasti Sumber Wikipedia Grameds pasti sudah tahu yang namanya Hari Raya Nyepi. Tetapi, sebelum Hari Raya Nyepi ini berlangsung, terdapat sebuah upacara yang bertujuan untuk menyambut hari raya tahunan ini. Dan nama dari upacara ini adalah Upacara Melasti. Upacara Melasti biasanya dilakukan di tepi pantai, dan bertujuan untuk mensucikan diri sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Umat Hindu di Pulau Bali biasanya akan bersembahyang, membersihkan Pura di sekitar sana, serta mensucikan desa atau tempat mereka tinggal menggunakan air, yang merupakan simbol dari pembersihan dan kesucian. Setelah membaca sejauh ini, Grameds mungkin sudah bisa menyimpulkan bahwa Pulau Bali merupakan pulau yang kaya akan sejarah, adat dan kebudayaan. Selain upacara adat di atas, masih banyak lagi upacara adat lain dan bentuk kebudayaan lain yang ada di Pulau Dewata. Wajar saja jika kalian banyak menemukan wisatawan baik itu wisatawan asing maupun wisatawan lokal yang berkunjung ke Pulau Bali. Selain untuk berlibur dan menikmati alam sekitar, mereka juga pastinya ingin mempelajari adat dan budaya pulau ini. Grameds juga bisa mempelajari topik tersebut tanpa harus berkunjung langsung ke Pulau Bali dengan membaca buku “Kebalian Konstruksi Dialogis Identitas Bali”. Jika Grameds tertarik mencari buku-buku atau artikel bertemakan kebudayaan Indonesia lainnya, kalian bisa kunjungi situs Gramedia, SahabatTanpaBatas, di Kami tidak pernah bosan mengingatkan kalian untuk selalu membudayakan membaca, karena kalian bisa mendapatkan ilmu dan informasi LebihDenganMembaca. Jadi, selamat membaca dan menggali informasi lain, Grameds! Penulis M. Adrianto S. Baca juga ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
szECg. 0v1u30te36.pages.dev/370v1u30te36.pages.dev/2880v1u30te36.pages.dev/3230v1u30te36.pages.dev/2190v1u30te36.pages.dev/1150v1u30te36.pages.dev/1510v1u30te36.pages.dev/3600v1u30te36.pages.dev/3630v1u30te36.pages.dev/234
ngaben adalah perwujudan budaya yang masuk dalam kelompok